Tarantino Memburu Nazi

Menonton film arahan Quentin Tarantino harus siap mental. Semenit tertawa, menit berikutnya shock dengan adegan kekerasan dan kucuran darah. Lewat film Inglourious Basterds, Tarantino memiuh dari padang gersang Amerika dan beralih pada setting Perang Dunia II, ketika Jerman menduduki Prancis.

INGLOURIOUS BASTERDS
Sutradara: Quentin Tarantino
Pemain: Brad Pitt, Diana Kruger, Christoph Waltz
Produksi: The Weinstein Company, Universal Pictures, 2008


Dibuka dengan adegan Kolonel Hans Landa (Christoph Waltz), perwira Nazi sang ''pemburu Yahudi'', mendatangi seorang petani Prancis, La Padite, yang menyembunyikan keluarga Yahudi di rumahnya. Dengan kelihaian Landa menginterogasi dan mengintimidasi, keluarga Yahudi itu ditemukan.

Riwayat mereka berakhir dengan berondongan senapan mesin. Salah satu anggota keluarga Yahudi itu adalah si belia Shosanna Dreyfus (Melanie Laurent). Ia berhasil melarikan diri. Beberapa tahun kemudian, tersebutlah sepak terjang kelompok ''The Basterds''. Meski masih sayup-sayup, kelompok ini sudah menebar ketakutan di kalangan tentara Jerman.

Kelompok itu beranggotakan sukarelawan Yahudi Amerika, yang dikepalai Letnan Aldo Reine (Brad Pitt). Lelaki yang punya julukan ''Aldo the Apache'' itu berlogat Memphis sangat kental. The Basterds adalah kelompok militer yang punya obsesi memburu tentara Nazi.

Mereka membunuh tentara Jerman dengan senjata unik, misalnya tongkat bisbol, dan menguliti kepala korbannya. Ada juga yang sengaja dilepaskan, tetapi disertai ''tanda mata'' berupa huruf ''SS'' pada dahi tentara Jerman yang diukir dengan pisau.

Perjalanan hidup Shosanna Dreyfus yang berajak dewasa berikutnya mengiringi kiprah kelompok The Basterds.

Perburuan dan dendam dengan berbagai intrik dan kadarnya tumpah ruah di sebuah bioskop kecil. Seperti film Tarantino sebelumnya, Kill Bill, film ini juga dibagi dalam sejumlah babak. Inglourious Basterds terdiri dari lima babak. Yaitu "Once Upon A Time: Nazi Occupied France", "Inglorious Basterds", "German Night in Paris", "Operation Kino", dan "Revenge of the Giant Face". Pada beberapa bagian di setiap babaknya terkadang muncul suara rendah Samuel L. Jackson sebagai narator film.

Film dengan genre cult ini dibawakan dalam empat bahasa: Prancis, Jerman, Inggris, dan Italia. Sarat dengan humor hitam, adegan sadis, brutal, dan mandi darah --tentu balas dendamlah yang jadi penyulut segalanya. Ada orang baik, ada orang jahat, dan keduanya saling bunuh.

Judul film ini terinspirasi dari film Italia berjudul Quel Maledetto treno blindato (1978) arahan sutradara Enzo H. Castellari. Film Castellari yang juga mengambil setting Perang Dunia II dan melibatkan kiprah Nazi itu beredar di Amerika Serikat pada tahun yang sama dengan Inglorious Bastards.

Meski sekilas ada kesamaan setting, Tarantino mengaku tidak sedang membuat remake versi Castellari. Sutradara yang eksentrisitasnya mulai dikenali dunia lewat film Reservoir Dogs (1992) ini tidak menjelaskan mengapa ia menambahkan huruf ''u'' untuk ''inglourious''. Sedangkan perubahan kata ''bastards'' menjadi ''basterds'', menurut dia, lebih karena pertimbangan bunyi yang muncul ketika orang mengartikulasikannya.

Gimmick personel Tarantino dalam menetapkan judul atau memberi nama pada karakter-karakter dalam filmnya selalu saja tidak menghambat penerimaan publik terhadap karya-karyanya. Inglourious Basterds yang dibintangi artis film Amerika, Prancis, dan Jerman ini merupakan salah satu film produksi Amerika yang mendapat penghargaan dalam Festival Film Cannes ke-62 di Prancis, Mei lalu.

Para kritikus film Cannes memberi standing ovation selama tujuh sampai 11 menit usai film itu diputar. Christoph Waltz, aktor kelahiran Austria, pemeran Kolonel Hans Landa yang memesona, kejam, sekaligus nyinyir, mendapat penghargaan Palme d'Or sebagai aktor terbaik festival film bergengsi tersebut.

Dari Festival Film Cannes, premiere film berdurasi 153 menit itu berlangsung di Jerman pada akhir Agustus lalu. Pemutaran perdana di Berlin itu menyusul premiere-nya di Inggris, Australia, dan Amerika Utara pada minggu ketika bulan Agustus.

Dan sejak rangkaian premiere itu, Inglourious Basterds, yang diproduksi dengan biaya sekitar US$ 70 juta, berhasil meraup pemasukan kira-kira US$ 180 juta dari seluruh dunia. Tentu bukan pencapaian yang inglorious bagi karier Tarantino sebagai filmmaker.


Miranti Hirschmann (Berlin)
Published: Gatra 46, 7 Okt 2009

Popular Posts