Indonesia Berpesta, Singapura Panen Raya

Visit Indonesia Year terganjal embargo penerbangan ala Eropa. Singapore Airlines memetik untung. Target wisman asal Jerman didongkrak.


Fliegen sie nach Singapur, dem Tor zu Indonesien. Terbanglah ke Singapura, pintu gerbang Indonesia. Slogan yang terlahir dari kolaborasi Singapore Airlines dan Silk Air itu mendengung di arena International Tourism Bourse (ITB), Berlin, Jerman, Rabu hingga Ahad pekan lalu. Singapura rupanya mencoba mengambil untung, ketika maskapai Indonesia masih diblokir masuk Eropa.

Meski ada kendala angkutan udara, toh delegasi Indonesia tak menyia-nyiakan kesempatan berpromosi di bursa pariwisata paling bergengsi sedunia itu. Maklum, event yang digelar rutin tiap tahun sejak 1966 itu diikuti 11.147 peserta dari 186 negara, menempati 26 hall.

Delegasi Indonesia terdiri dari pemain industri pariwisata yang diwakili 65 biro perjalanan pariwisata, hotel, spa, dan resor, plus lima pemerintah daerah, yaitu Provinsi Bali, Jawa Timur, Jawa Tengah, Kabupaten Lombok, dan Jayapura. Rombongan dipimpin oleh pejabat Departemen Kebudayaan dan Pariwisata. Untuk menarik perhatian pengunjung, tim Indonesia mengusung replika ikon pariwisata Bali, Garuda Wisnu Kencana.

Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, Jero Wacik, yang dijadwalkan datang dan memimpin delegasi, ternyata urung hadir. Tentu ini membuat kecewa para wartawan asing dari media televisi, radio, dan media cetak yang telah menjadwalkan wawancara. Dalam temu pers yang digelar Kamis pekan lalu, delegasi Indonesia diwakili Duta Besar RI untuk Republik Federal Jerman, Makmur Widodo, dan ketua delegasi Indonesia dari Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, Thamrin B. Bachri.

Di samping mereka, duduk Casey Ow Yong, General Manager Singapore Airlines Wilayah Jerman, Austria, Eropa Tengah dan Timur. Casey mengungkapkan bahwa Singapore Airlines berusaha membantu dalam membawa turis-turis Eropa ke Indonesia. Ia mengakui, sejak tahun lalu ada peningkatan penumpang dari pintu Frankfurt ke Jakarta lewat Singapura sebesar 5%.

Namun bukan berarti Singapore Airlines menambah frekuensi mereka ke Indonesia. ''Sejauh ini, kami belum memiliki rencana meningkatkan jumlah penerbangan ke Indonesia,'' kata Casey. Menurut dia, penerbangan Singapura-Jakarta sebanyak delapan kali sehari merupakan frekuensi penerbangan tertinggi dari total jalur yang dilalui maskapai milik negeri berlambang singa itu.

Casey menandaskan, selama ini Indonesia dan Singapura merupakan partner strategis. Apalagi, Singapore Airlines dan Silk Air memiliki destinasi penerbangan di sembilan kota Indonesia. Selain Bali dan Jakarta, mereka juga melayani penerbangan ke Solo, Surabaya, Balikpapan, Medan, Palembang, dan Manado. Dalam mempromosikan Bali sebagai tujuan wisata, Singapore Airlines mengeluarkan previlege boarding pass untuk destinasi Bali.

Begitulah. Di tengah gebyar pesta bertajuk "Visit Indonesia Year" dan larangan terbang di Eropa bagi maskapai penerbangan Indonesia, Singapura yang panen raya. Tak mengherankan bila akhirnya lahir slogan tersebut.

Menurut Makmur Widodo, kunjungan Menteri Luar Negeri Jerman Frank Walter Steinmeier ke Jakarta, bulan lalu, mengembuskan angin segar. ''Beliau mengajukan tawaran pada Pemerintah Indonesia untuk membantu Garuda dalam upaya melepaskan larangan terbang ke Eropa,'' ungkap Makmur.

Campur tangan Menteri Luar Negeri Jerman itu "memaksa" Lufthansa memberikan bantuan teknis kepada Garuda Indonesia Airways. ''Bila ini menjadi kenyataan, maka cepat atau lambat larangan tersebut akan dicabut," ujar Makmur. Diakuinya, penerapan larangan terbang bagi maskapai Indonesia yang diberlakukan sejak Juli 2007 itu menjadi ''handycap'' Indonesia dalam mengembangkan berbagai sektor, utamanya sektor pariwisata.

Thamrin mengungkapkan, "embargo penerbangan" Uni Eropa itu mengakibatkan Indonesia kehilangan potensi 20% calon wisatawan asal Eropa, dari Eropa Barat hingga Rusia. ''Mereka adalah calon wisatawan yang biasanya mengambil round trip di Indonesia,'' ujarnya.

Tengok negeri jiran Malaysia. Pada 2006, negeri yang baru melaksanakan pemilihan umum itu berhasil menarik 15 juta wisatawan mancanegara (wisman). Jumlah ini melonjak jadi 18 juta wisman pada tahun lalu. Thamrin mengingatkan bahwa pada 2006, sekitar 9,6 juta pengunjung Malaysia berasal dari Singapura dan pelintas batas (cross border). Penduduk Singapura hanya berjumlah 3 juta orang. ''Itu artinya, orang Singapura setidaknya tiga kali ke Malaysia dalam setahun,'' katanya.

Khusus untuk wisatawan asal Jerman, tahun ini Indonesia menargetkan dapat menjaring 159.000 orang. Jumlah ini didongkrak lebih tinggi dari tahun lalu, ketika Indonesia berhasil menarik 116.000 wisatawan asal Jerman. Target Eropa, termasuk Eropa Timur, sebesar 800.000 wisman. Sementara itu, target wisatawan mancanegara tahun ini yang dibebankan pada program Visit Indonesia Year 2008 sebanyak 7 juta orang.

Eropa, khususnya Jerman, memang layak dibidik. Menurut hasil riset yang dikeluarkan Tourism Intelligence International pada Februari 2008, turis asal Jerman menempati peringkat pertama dunia dalam melakukan perjalanan wisata dan berlibur di luar negeri. Turis Amerika menempati peringkat pertama dalam pengeluaran biaya liburan, sedangkan peringkat keduanya ditempati turis asal Jerman. Lembaga riset itu memprediksikan, dalam tujuh tahun ke depan, turis Jerman bisa jadi menempati posisi pertama dalam jumlah pelaku perjalanan wisata.

Sepuluh operator wisata Jerman yang dijadikan sumber riset itu menyebutkan bahwa negara-negara tujuan turis, seperti India, Afrika Selatan, Vietnam, Ekuador, dan Peru, menunjukkan indikasi peningkatan peminat hingga dua digit dalam beberapa tahun terakhir. Indonesia pun ingin ikut menebar jaring.

Namun, Thamrin mengakui, masalah utama pariwisata nasional pada saat ini adalah kurangnya jumlah penerbangan internasional ke Indonesia, terutama dari India dan Eropa. ''Paket paket kita jadi tak kompetitif karena tidak ada penerbangan langsung dari Eropa,'' ujarnya. Sementara itu, sejak diberlakukannya visa on arrival pada 2006, yang sekarang menjadi 63 negara, jumlah turis asal Belanda, India, dan Cina sempat mengalami kenaikan. Turis asal Belanda naik 21,6%, India meningkat 26,1%.

Stan Indonesia terletak di ujung hall 26, berdampingan dengan negara-negara Asia Tenggara, seperti Vietnam, Thailand, Malaysia, dan Singapura. Stan itu terdiri dari meja-meja bulat sebagai fasilitas pertemuan agen perjalanan dan para klien. Ruangan didominasi dekorasi bentuk wayang kulit raksasa, gapura Bali, dan barong.

Di sana-sini tampak logo Visit Indonesia Year 2008. Sayangnya, dekor sarat ikon budaya yang menelan biaya Rp 900 juta ini hanya menempati posisi kelima pada pemilihan stan terbaik wilayah Asia-Oseania di ITB Berlin, tahun ini. Padahal, tahun lalu Indonesia meraih posisi kedua. Untunglah, masih ada replika raksasa Garuda Wisnu Kencana yang didominasi warna hijau dan emas di atas panggung kesenian. Yang menyedihkan, kali ini Garuda tidak benar-benar singgah di Jerman.

Heru Pamuji, dan Miranti Soetjipto-Hirschmann (Berlin)

***

Mogok Buruh, Berlin Lumpuh

Upaya KBRI Berlin mempromosikan Visit Indonesia Year 2008 yang dipampang pada bus-bus reguler di kota Berlin terpaksa tertunda. Penyebabnya, para sopir bus reguler dan operator subway kota itu sedang menggelar aksi mogok 10 hari. Mereka menuntut kenaikan gaji hingga 12%. Namun setidaknya masih ada spanduk yang direntangkan di jembatan layang di daerah Zoologicher Garten, Berlin.

Bisa dibayangkan kekacauan yang terjadi. Peserta dan pengunjung ITB Berlin terpaksa mengandalkan sarana S-Bahn (Schnell Bahn), kendaraan pribadi, dan taksi ke area pameran. Belum lagi badai salju yang menghantam pada hari pertama penyelenggaraan ITB. Macetnya bukan main. Seorang sopir taksi mengeluh, ''Biasanya, bila ada penyelenggaraan pameran, kami bisa mendapat banyak untung. Tapi, dengan adanya pemogokan, jalan-jalan padat mobil dan waktu perjalanan makin panjang. Pendapatan kami tidak bertambah.''

Ditambah lagi, pada hari yang sama, para pekerja bandar udara (bandara) penerbangan lokal di beberapa kota yang tergabung dalam organisasi buruh turut mogok kerja menuntut kenaikan gaji. Aksi ini mengakibatkan pembatalan 142 penerbangan di seluruh Jerman. Di Bandara Frankfurt saja, 80 penerbangan lokal dibatalkan.

Hingga hari terakhir penyelenggaraan, tampaknya pengunjung dari kalangan umum turun drastis, walaupun shuttle bus dari tengah kota disediakan sebagai antisipasi. Sonntag Offnung, di mana toko-toko yang buka pada hari Minggu dalam penyelenggaraan event besar di Berlin, kali ini tidak dilaksanakan. Butik dan toko di sepanjang kawasan belanja Kurfuerstendamm atau Ku'damm pada Minggu lalu tampak tutup karena akses kendaraan umum ke sana tidak tersedia, kecuali taksi. Kawasan ini sesungguhnya mudah diakses dengan bus dan subway.

Aksi itu merupakan pemogokan paling serius pada pemerintahan Kanselir Angela Merkel.

Published: Gatra 18/ 19 March 2008

Popular Posts