300 Juta Dollar AS untuk Program di Segitiga Kawasan Terumbu Karang


Lebih dari 300 juta dollar AS dikucurkan untuk perlindungan terumbu karang dalam Konferensi Kelautan Sedunia.

Foto bersama delegasi peserta Konferensi Kelautan Sedunia
Lima hari Konferensi Kelautan Sedunia diakhiri dengan Pertemuan Tingkat Tinggi para pemimpin keenam negara yaitu Indonesia sebagai tuan rumah, Filipina, Papua Nugini, Malaysia, kepulauan Solomon dan Timor Leste. Enam negara yang dipisah oleh perairan ini sepakat bahwa perlindungan terhadap keanekaragaman hayati laut yang meliputi lebih dari 75 persen spesies terumbu karang dunia. Bantuan bagi Inisiatif Kawasan Segitiga Terumbu Karang pun disepakati.
Dalam pertemuan tingkat tinggi Konferensi Kelautan Sedunia di Manado, Presiden Filipina, Gloria Macapagal Arroyo menyampaikan kekhawatirannya atas kerusakan biota laut. Untuk itu Filipina sepakat untuk berpartisipasi dalam perlindungan laut: "Untuk berapa lama lagi kita membiarkan lingkungan kita terdegradasi, kekayaan sumber daya alam kita menyusut, kontrak sosial kita dengan alam mengalami kehancuran. Inilah waktunya untuk menyeimbangkan kembali pendekatan kita: membangun ekonomi yang kuat, menyiapkan pekerjaan sepenuhnya da menjaga hubungan yang baik antara manusia dengan bumi.”
Sementara itu Timor Leste, yang lebih dari 80% mata pencarian penduduknya bergantung pada ekosistem laut juga mulai merasakan dampak dari perubahan iklim disamping masalah penangkapan ikan illegal dan jual beli terumbu karang. Menteri Pertanian dan Perikanan Timor Leste, Mariano Assanami Sabino mengatakan: Masalahnya adalah bagaimana melibatkan masyarakat untuk berpartisipasi dalam proteksi karang dan kekayaan laut, juga lingkungan laut. Supaya dapat berpartisipasi, maka program utama adalah pendidikan kepada masyarakat, penyadaran pada masyarakat supaya masyarakat tahu dan ikut bertanggang jawab memperbaiki kerusakan yang ada.“
Lebih dari 300 juta US dollar AS dana yang disepakati untuk dikucurkan bagi program Segitiga Kawasan Terumbu Karang CTI oleh negara-negara dan lembaga donor. Negara dan lembaga donor yang berpartisipasi untuk mengucurkan bantuan diantaranya: Australia, Amerika Serikat, badan keuangan regional Asian Development Bank ADB, dan Global Environment Facility GEF.
Sekretaris Regional Bidang Terumbu Karang, Perikanan, dan Ketahanan Pangan CTI Eko Rudianto mengatakan nantinya CTI akan berbentuk sekretariat dan Indonesia telah menyampaikan keinginan agar lokasi sekretariat CTI ditempatkan di Indonesia: “Salah satu tugasnya adalah mempersiapkan kelembagaan yang lebih bersifat jangka panjang. Sudah ada bentuk kelembagaanya mekanisme kerjasamanya, protokol, aturan main, jumlah sataf dan sebaiknya, tapi masih perlu. beberapa pertemuan untuk menyepakati dari keenam negara. Tapi dalam waktu menunggu 2 tahun, kita akan menjalankan program program yang telah disepakati.”
Apa saja program-programnya, kembali Eko Rudianto: "Pengelolaan bentang laut , satu region ekologis yang dikelola secara bersama. Kedua, kita mengelola perikanan berdasarkan ekosistem, artinya tak hanya menangkap ikan namun ada juga upaya penyelamatan. Lalu menetapkan dan mengelola kawasan konservasi laut. Yang keempat bagaimana menyusun program untuk beradaptasi terhadap perubahan iklim. ”
Segitiga Kawasan Terumbu Karang CTI merupakan rumah bagi sepertiga jumlah terumbu karang di dunia. Di sini pula merupakan rumah bagi lebih dari 75% jenis karang dan ribuan jenis ikan. Saat ini segitiga itu terancam oleh polusi, pencarian ikan dengan metode ilegal seperti peledakan atau penggunaan racun, dan perubahan iklim. Kenaikan temperatur air laut juga membahayakan terumbu karang, yang merupakan tempat berbiak ikan.
Miranti Hirschmann
Editor: Ayu Purwaningsih

Popular Posts