Konservasi Perairan Laut Sawu Genapi Target Indonesia


Komitmen pemerintah Indonesia untuk memiliki wilayah konservasi laut seluas 10 juta hektar pada 2010 telah terpenuhi dengan diresmikannya konservasi perairan Laut Sawu hari ini (13/05/09).

Konservasi perairan Laut Sawu diresmikan. Konservasi perairan di Nusa Tenggara Timur seluas 3,5 juta hektar itu meliputi 14 kabupaten di masyarakat perairan selat Sumba dan perairan sekitar kepulauan Timor, Rote, Sawu dan Batek . Kawasan ini merupakan tempat migrasi 14 spesies satwa laut termasuk ikan paus biru dan paus sperma. Dengan diresmikannya Laut Sawu menjadi taman nasional, secara otomatis target program 10 juta hektar konservasi laut pada tahun 2010 telah terlampaui.
Dengan tujuan perlindungan lingkungan dan menjaga sumber daya alam, dalam pengembangan wilayah konservasi laut ini, Indonesia tidak berdiri sendiri. Organisasi perlindungan lingkungan The Nature Conservancy TNC ditunjuk untuk mengelola administrasi pengembangan konservasi Laut Sawu disamping Organisasi pemerhati lingkungan hidup WWF dan Kementrian Perlindungan Alam dan Keamanan Reaktor Nuklir Jerman, BMU.
Dalam hal ini, pemerintah Jerman merupakan satu-satunya negara donor dalam mendanai kegiatan awal proyek perlindungan Laut Sawu dengan mengucurkan dana sebesar 530.000 Euro untuk masa kerja Desember 2008 hingga Februari 2010. Kepala proyek Taman Laut Sawu dari TNC Hirmen Syofyanto menjelaskan: “Ini adalah inisiatif pemerintah Jerman dalam mensupport Coral Triangle Inisiative itu. Proyek ini adalah proyek yang dihibahkan oleh pemerintah Jerman melalui kementrian lingkungan dan keamana nuklir untuk menjamin food security, dan melihat perubahan iklim terhadap sumber perikanan”.
Hirmen Sofyanto mengatakan bahwa tujuan kerjasama ini adalah menyiapkan pengelolaan perairan itu agar bisa lebih efektif. Bagi pemeritnah Jerman, Proyek Laut Sawu ini merupakan sister project dengan perairan di Papua Nugini yang juga merupakan anggota Deklarasi Segitiga Terumbu Karang.
Dengan bergulirnya berbagai peraturan perikanan, konsep konservasi laut telah mengalami pergeseran. Direktur Konservasi Taman Nasional Laut Departemen Kelautan dan Perikanan, Agus Dermawan menjelaskan :" Pertama, terkait dengan masalah keterkaitan kawassan konservasi perikanan, dulu seringakali, terjadi konflik antara nelayan yang memanfaatkan sumber daya perikanandi wilayah konservasi karena ada aturan aturan yang sangat keras. Yang sekarang dengan PP 60, kita mengalokasikan 1 zona sebagai zona berkelanjutan yang memberikan kesempatan bagi para nelayan tradisional untuk menangkap ikan didalam wilayah konservasi.“
Sementara itu, menurut pantauan Koalisi Rakyat Untuk Keadilan perikanan, KIARA, masuknya Laut Sawu sebagai taman nasional belum dikonsultasikan dengan masyarakat setempat dan dinilai sebagai tindakan yang terburu-buru. Sekjen KIARA Riza Damanik mengatakan: „Kami melihat, kawasan konservasi laut yang ada hari ini, itikadnya tidak lebih dari mengejar kuantitas, artinya memang targetnya adalah luasan- luasan bukan pada kualitas konservasi itu sendiri. Kita tahu betul bahwa inisiatif konservasi sesungguhnya.“
Miranti Hirschmann
editor : Ayu Purwaningsih

Popular Posts