Indonesia Jajaki Tank Leopard Jerman



Delegasi RI saat kunjungi Batalyon Tank 93 di Kota Munster, Jerman
dok: Kemenhan RI
Munster, (tvOne)

Program memodernisasi persenjataan militer Indonesia membutuhkan sejumlah peralatan tempur baru. Dalam rencana pembelian alutsista, direncanakan pembelian sekitar 80 unit tank ex-Belanda (Leopard tipe 2A6). Sebagian lagi, dari negara produsen Main Battle Tank Leopard sendiri yaitu Jerman. Tepatnya Leopard tipe 2A4, yang diupgrade menjadi 2A5.

Terkait hal itu, delegasi Indonesia terdiri dari Wakil Menteri Pertahanan dan Kepala Staf Angkatan Darat yang tengah berada di Jerman dalam rangka peningkatan kerjasama bidang pertahanan dan militer RI-Jerman meninjau Batalyon Tank 93 di Kota Munster, Jerman, Rabu (29/2). KSAD Jenderal Pramono Edhie Wibowo berkesempatan menaiki Leopard 2A5. "Kita mencoba di lapangan, melewati medan medan khusus, sehingga semakin melengkapi pandangan," ungkap Pramono Edhie Wibowo kepada reporter tvOne Miranti Hirschmann.

TNI AD, jelas Pramono, memang berencana mendatangkan Leopard dari Belanda dan langsung Jerman sebagai produsennya. Kementerian Pertahanan Jerman pun sudah menjamin akan menyiapkan tank dan menindaklanjuti sesuai kemampuan. "Sesuai dengan dana yang ada, kami ingin membangun 1 batalyon, namun setelah  pembicaraan G to G, pembangunan 2 batalyon masih mungkin dengan harga yang sama," jelas pria yang kerap disapa PEW.

Saat ini, Komite Kebijakan Industri Pertahanan tengah menjajaki dua produsen Leopard yaitu Krauss Maffei Wegmann dan Rheinmetall. Sistem kanon Leopard diproduksi Rheinmetall sedang bodi dibuat oleh KMW.

Mengenai status pembelian Leopard 2A6 ex-Belanda, jelas PEW, sejauh ini belum ada kepastian pihak Belanda menjual atau tidak. "Munerisasi juga ada batas waktunya, 2012 hingga 2014. Sehingga kita tidak bisa menunggu terus terusan dari Belanda," tukas PEW. Tenggat waktu yang diberikan kepada Belanda adalah akhir Maret atau awal April 2012. Bila pembelian ini terealisasi, TNI AD berencana menempatkan batalyon tank ini di daerah latihan seperti Sumatera.

Keperluan Indonesia akan Main Battle Tank menindaklanjuti perkembangan teknologi khususnya Kavaleri di ASEAN. Negara tetangga seperti Malaysia, Singapura dan Vietnam, sudah banyak memiliki MBT. Sementara Indonesia tidak. "Ini sebenarnya sekadar menyamakan kemampuan teknologi saja."

Secara paralel, KKIP juga mengunjungi dua pabrik tank produsen Leopard yaitu Rheinmetall dan KMW di Muenchen termasuk menjajaki segala kemungkinan alih teknologi. Ditemui secara terpisah di Berlin, anggota KKIP Dr. Ir. M. Said Didu menegaskan bahwa Indonesia memprioritaskan pada produsen alutista yang memungkinkan melakukan alih teknologi atau join production.

Sejak dibentuk pada tahun 2010 (Perpres no. 42 tahun 2010) KKIP telah mengadakan lima rangkaian kunjungan ke luar negeri dan menjalankan misinya mencari produsen peralatan militer yang mau yang bersedia bekerja sama dengan Indonesia untuk mengembangkan industri pertahanan Indonesia.

http://nasional.tvonenews.tv/berita/view/54060/2012/03/02/indonesia_jajaki_tank_leopard_jerman.tvOne


Popular Posts