Kendang Sunda Pukau Warga Hamburg



Hamburg, 3 Agustus 2007 11:22
Rampak kendang Sunda yang dinamis menghentak pembukaan acara Malam Budaya Indonesia. Pementasan penuh humor nan kompak itu, selama 15 menit memukau sekitar 250 undangan yang memadati ruang pertunjukan Museum für Völkerkunde Hamburg, Jerman. Gelak tawa dan tepuk tangan tak henti mengiringi aksi Ron Reeves, tukang kendang asal Australia, dan Prio Adhi Setiawan, WNI yang sehari-hari bekerja sebagai tenaga ahli Airbus Hamburg. Tak ada yang menduga, pementasan itu merupakan hasil kolaburasi dua jam antara Ron dan Priyo.

Tari-tarian dari Aceh, Sumatra Barat, Betawi, dan Kalimantan yang sarat warna, malam itu dibawakan 30 mahasiswa dan pelatih dari Unit Kegiatan Mahasiswa Universitas Pelita Harapan, Jakarta. Mereka baru saja mengikuti festival folklore di dua kota, Wiemar dan Bautzen, Jerman. Ratu Dewi Nabilla Fatma, Ketua UKM Tari Saman UPH menyatakan kegembiraanya, karena telah diberi kesempatan mengisi acara-acara budaya tersebut, “Capek tapi kami senang. Sambutannya meriah luar biasa. Seru banget,” katanya kepada Gatra.com, akhir pekan lalu di Hamburg.

Musik pengiring pentas tari tersebut, yang dibawakan secara live oleh para mahasiswa UPH, patut diacungi jempol. Direktur Museum tersebut, Prof. Dr. Wulf Köpke, yang ditemui di sela-sela penonton menyatakan kekagumannya pada pementasan musik dan tari asal Sumatera, “Musiknya amat dinamis dan penuh keriangan. Ini merupakan hal yang jarang kami saksikan tentang Indonesia,” ujarnya antusias.

Di tengah gonjang ganjing larangan Uni Eropa yang melarang operator penerbangan Indonesia memasuki wilayah Eropa, Konsulat Jendral Republik Indonesia di Hamburg Jerman tetap berupaya menarik warga Jerman kembali melirik Indonesia sebagai tujuan wisata dan investasi.

Pementasan seni musik dan tari ini diadakan setelah lama vakum dari kegiatan budaya. Konjen RI untuk Hamburg yang baru menjabat, Teuku Darmawan, mengatakan, inilah waktu yang tepat untuk kembali mempromosikan Indonesia lewat acara-acara budaya.

Ia dan para stafnya berusaha menggiatkan kembali proyek-proyek sister cities yang sempat terputus antara kota–kota di Jerman wilayah akreditasi KJRI Hamburg dan kota kota di Indonesia seperti Hildesheim dan Padang. Teuku Darmawan telah mengundang Wali Kota Hildesheim mengunjungi Padang. “Sebetulnya hal ini telah dirintis pada tahun 1984 dan sekarang harus dibangkitkan kembali dalam kegiatan kongkrit seperti harapan walikota Hildesheim”, ujarnya, saat ditemui pada akhir acara, Senin malam (30/7).

Selain masyarakat Jerman yang tertarik pada budaya Indonesia, acara tersebut dihadiri oleh korps diplomatik dan pengusaha dari negara negara sahabat. Miranti S. Hirschmann, Hamburg

Popular Posts