Body World: Mahakarya Urat Daging


Anatomis asal Jerman, Profesor Gunther von Hagens memajang ratusan organ manusia dan hewan yang telah diawetkan. Dari embrio hingga janin. Memakai teknologi plastinasi. Bila diraba, terasa kenyal mirip plastik. Ada sentuhan estetis.


Anatomi Mahluk Hidup (Dok. Gunther von Hagens' Body Worlds)PERNAH ngintip mayat diotopsi? Mungkin seram, barangkali juga menjijikkan. Soalnya, mayat manusia itu --biasanya meninggal secara tak wajar dan sudah membusuk-- dibelek secuil demi secuil. Hasil dedelannya dionggokkan di nampan. Ada otak, jantung, lambung, paru-paru, dan masih banyak lagi "teman-temannya" sesama anggota tubuh. Rangkanya sendiri terserak tak keruan. Aduh!

Tapi, di tangan anatomis berkebangsaan Jerman, Profesor Gunther von Hagens, potongan tubuh tak bernyawa bisa disulap menjadi semacam "karya seni ilmiah". Kesan seram dan jijik nyaris lenyap, berganti decak takjub. Hasil karya luar biasa ini dipamerkan ke penjuru dunia, termasuk di Singapura yang merupakan negara pertama Asia Tenggara yang mengakomodasi perhelatan unik tersebut.

Anda jangan membayangkan potongan daging yang bau dan berulat. Nggak-lah yau! Semua bagian tubuh manusia dan juga hewan itu sudah diawetkan secara sempurna dengan sistem plastinasi (plastination). Seluruh jaringan tubuh mengalami proses pembekuan --diberi bahan tambahan khusus-- dalam jangka waktu lama. Kalau diraba, ya, rasanya mirip plastik kenyal. Menariknya pula, Hagens memberi sentuhan estetis pada tiap tubuh tak bernyawa itu.

Misalnya, membuat bentukan pada wajah dengan menampakkan hidung, bibir, atau kelopak mata lengkap dengan bulu mata. Bahkan, raut muka itu boleh jadi mirip aslinya. "Saya sangat menikmati display ini. Unik dan tidak berbau. Luar biasa," kata Wella Chiang, 27 tahun, seorang pengunjung. Mahasiswa setempat ini berniat mendonorkan tubuhnya kelak untuk diawetkan demi kepentingan ilmu pengetahuan.

Acara akbar bertajuk "Body Worlds, The Anatomical Exhibition of Real Human Bodies" ini diprakarsai dan didanai oleh The Institute of Plastination yang didirikan Hagens. Pameran yang didukung Singapore Tourism Board ini berlangsung di Singapore Expo, Hall 1. Dua pertiga dari ruang seluas 10.000 meter persegi itu merupakan ruang pamer dan sisanya tempat antre pengunjung.

Perhelatan dimulai 9 November 2003 dan seharusnya berakhir 8 Februari lalu. Berhubung antusiasme masyarakat tetap tinggi, acara ini diperpanjang sampai 21 Maret 2004. Dari Singapura, pameran diusung ke Taiwan. Pada saat yang sama, pameran serupa berlangsung di Frankfurt Fechenheim, Jerman.

Apa saja yang dipajang? Wow, anatomi dari 200 organ tubuh, plus 26 tubuh manusia utuh! Juga dipamerkan anatomi unta, ayam, dan kelinci. Pada pembukaan pameran, Dr. Whalley sebagai anggota tim Prof. Von Hagens menegaskan, "Semua tubuh dalam pameran ini asli untuk tujuan pendidikan, bukan seni atau pertunjukan horor."

Display pertama mengekspose rangkaian tulang-belulang manusia, diikuti organ-organ penting dalam tubuh. Sejumlah organ itu diletakkan pada meja display tembus pandang, dilengkapi dengan sistem pengatur suhu udara. Pada kelompok The locomotive system, misalnya, ditunjukkan bagaimana otak berhubungan dengan saraf-saraf pada tulang belakang.

Yang terlihat adalah otak sehat sungguhan dari orang yang telah meninggal. Di bagian lain ditunjukkan bagaimana stroke berdampak pada organ tubuh yang ditandai dengan menghitamnya sebagian dari otak. Ada juga tahapan bagaimana tumor otak berkembang. Selain otak manusia dewasa, ada pula bentuk perkembangan otak anak-anak.

Di tempat lain, ada paru-paru sehat berdampingan dengan paru-paru perokok berat yang telah menghitam karena dicelemoti nikotin dan tar. Ternyata, paru-paru perokok itu tidak berbeda jauh dengan paru-paru pekerja tambang batu bara yang hitam mengilap karena banyaknya partikel batu bara yang terhirup setiap hari.

Banyak pengunjung terkesima. Serta-merta, sebagian dari mereka bertekad mengurangi konsumsi rokok. Bahkan, tidak sedikit yang memutuskan berhenti merokok. Pada buku kesan, misalnya, ditemukan tulisan Heru, 24 tahun, asal Indonesia. Bunyinya: "Tolong bantu saya berhenti merokok. Sekarang saya menyayangi paru-paru saya."

Selain paru-paru, ditunjukkan pula bentuk organ sehat jantung, hati, ginjal, dan alat reproduksi. Tak ketinggalan kelainan yang bisa terjadi pada organ-organ tersebut, seperti terkena kanker atau gagal berfungsi. Organ tertua yang dipamerkan berasal dari pendonor berusia 72 tahun.

Ingin meraba organ tubuh? Silakan ke display khusus. Di situ dipajang dua organ tubuh plastinasi, yaitu hati dan otak. Kedua organ ini diletakkan pada dua kotak display tembus pandang berbeda. Tiap display berlubang, masing-masing cukup untuk dimasuki satu tangan.

"Pegang dengan lembut," begitu pesan yang tertulis. Keterangan lainnya, "Otak manusia beratnya sekitar 1.300 gram, yaitu 2% dari bobot total rata-rata, tetapi membutuhkan 20% dari asupan gizi tubuh." Para pengunjung, anak-anak sampai dewasa, bergiliran meraba organ vital tersebut. Ada yang serius, ada pula yang cengar-cengir kegelian.

Di bagian lain dipertontonkan 26 tubuh manusia utuh dalam berbagai posisi yang ekspresif. Misalnya sedang duduk bermain catur, bermain anggar, menangkap bola, senam, melempar laso, bermain ski, dan melempar lembing. Tongkrongannya mirip sekali manusia hidup, karena lengkap dengan raut muka.

Tubuh yang lebih banyak berpostur Asia ini ditampilkan dengan kondisi tanpa kulit. Pengunjung dapat melihat dengan jelas keadaan otot, urat saraf yang meregang, serta tulang pada saat seseorang sedang melompat. Dari ubun-ubun sampai ujung kaki.

Awetan manusia ini bisa dilihat dari jarak sangat dekat, karena mereka hanya ditopang dengan tiang besi dan diletakkan di atas pelat aluminium. Tubuh pesenam malah ditenggerkan sedemikian rupa seakan-akan berancang-ancang untuk melakukan salto. Walaupun tanpa busana, mereka jauh dari kesan porno.

Tak kalah menarik adalah bagian The foetal development, yaitu pertumbuhan embrio pada rahim sejak umur minggu awal, minggu keempat, sampai akhir minggu kedelapan. Janin-janin mungil ini terendam pada 10 tabung display yang berbeda, dengan diameter sekitar 6 sentimeter dan tinggi 30 sentimeter. Janin awetan yang lebih besar ditempatkan pada satu kabin khusus.

Sebelum memasuki ruang tersebut, tertera pengumuman besar: "Pengunjung yang terhormat, sebelum memasuki kabin anatomi ini, mohon diingat bahwa organ plastinasi yang ada pada bagian pameran ini dapat mempengaruhi perasaan Anda." Pada bagian ini ditunjukkan beberapa keadaan perkembangan fetus.

Di ruangan itu ada 10 fetus awetan, terdiri atas lima fetus normal berusia 13, 20, 22, 24, dan 28 minggu dalam posisi meringkuk dalam rahim. Lima fetus awetan lainnya masing-masing mengalami kelainan seperti hernia, cacat pada otak, cacat pada indera, dan fetus yang tumbuh tanpa tulang kepala bagian atas.

Di tengah ruang, ini yang seru, berdiri sebuah mayat utuh wanita dewasa berambut sebahu dengan mata terbuka dan tanpa busana. Ia sedang hamil lima bulan. Pada bagian perutnya diiris sehingga menampakkan posisi janin di dalam rahimnya sepanjang 17 sentimeter. Banyak pengunjung tampak bergegas meninggalkan bagian ini karena tidak tega melihatnya. Namun tak sedikit yang berlinang air mata. Tidak dijelaskan mengapa si wanita malang itu sampai meninggal.

Berikutnya, display konfigurasi pembuluh darah pada makhluk hidup. Dengan proses plastinasi berbahan polimer khusus, yang tertinggal di sini hanya pembuluh darah manusia yang melekat pada rangka kawat baja. Rangka kawat itu terbalut jutaan pembuluh darah besar dan kecil berserabut sehingga menampilkan bentuk manusia dewasa. Tampak indah, tapi bisa pula menimbulkan kesan ngeri.

Puas? Nanti dulu. Masih ada penutup yang tak kalah seru. Yakni irisan tubuh. Tubuh manusia yang telah dikeraskan melalui proses plastinasi khusus dan tampak transparan digergaji secara horizontal dan vertikal tipis-tipis selebar 2-8 milimeter. Mirip daging asap. Total irisan 83 lembar dan dipamerkan dengan jarak antara lembarnya 12 sentimeter. Lagi-lagi pengunjung dibuat berdecak kagum.

Jutaan manusia telah dibuat ternganga oleh Hagens. Pamerannya selalu sukses besar. Sejak tur digelar tahun 1995, Hagens dan timnya telah mentas di 22 kota di tujuh negara. Perhelatan itu tercatat menyedot 13 juta pengunjung. Dengan karcis cukup mahal --di Singapura ditarik biaya Rp 90.000 per orang-- Hagens pun menjadi anatomis multijutawan.

Tak mengherankan, selain dipuji sebagai anatomis dengan karya luar biasa, banyak pula yang menuduh Hagens mengambil keuntungan dari mayat-mayat tak berdaya. Ia juga dituding memanfaatkan mayat mantan penghuni gulag di Rusia dan mayat orang Cina terhukum mati.

Hagens dan istrinya, Dr. Whalley, yang juga anggota The Institute of Plastination, bersikeras bahwa yang dipamerkan adalah mayat donor dari Kirgiztan dan Cina. Soal keuntungan yang ditangguk, Hagens mengatakan akan menggunakannya untuk penelitian lebih lanjut mengenai teknik plastinasi.

Hagens mengklaim, pamerannya sangat penting bagi ilmu pengetahuan. Keotentikan satu spesimen adalah kunci pelajaran kesehatan. Jauh lebih baik dari buku pelajaran ataupun model dari plastik. "Tidak masuk akal bila kita tetap bergantung pada model tubuh dari plastik tradisional, yang ternyata hanya sebagai intepretasi," kata Hagens dalam siaran persnya setiap mengadakan pameran.

Ia juga mengharapkan manusia dapat lebih menghargai keunikan dan keindahan tiap bagian tubuhnya. "Dengan pengertian lebih baik, diharapkan dapat menjaga kesehatan tubuh masing-masing," kata Hagens lagi.

Cukup banyak yang terkesan dengan pesan simpatik ini. Salah satunya Tay Hui Shia, pelajar Singapura berusia 11 tahun. "Sangat mendidik. Saya jadi lebih mengetahui dan menyayangi apa yang ada di tubuh saya," katanya. Tapi Hui Shia belum berniat mendonorkan mayatnya, kelak.

Taufik Alwie, dan Miranti Soetjipto (Nuernberg)



Si Anatomis Multijutawan

PROFESOR Gunther von Hagens memulai studi di bidang medis pada University of Jena (Jerman Timur) tahun 1965. Ia sempat dijebloskan ke penjara oleh pemerintah karena aksinya menyebarkan selebaran yang memprotes invasi atas Chekoslowakia oleh pasukan Pakta Warsawa.

Pada 1970, setelah Pemerintah Jerman Barat "menebus" kebebasannya, bersamaan dengan beberapa tahanan politik lain, Hagens meneruskan studinya pada University of L�beck (Jerman Barat) dan selesai pada 1973.

Tahun 1974, Hagens menerima izin untuk praktek kedokterannya sebelum pindah ke University of Heidelberg. Di sini, setahun berselang, ia menyelesaikan program doktor pada Department of Anaesthethics and Emergency Medicine. Pada waktu bersamaan, ia bekerja di Institut Anatomi dan Patologi.

Hagens menemukan teknologi dasar untuk memasukkan infusi pada spesimen anatomi dengan plastik reaktif yang khusus dikembangkan untuk tujuan tersebut di Heidelberg pada 1977. Tiga tahun kemudian, ia mendirikan BIODUR� untuk memasarkan polimer respektif dan peralatannya. Akhirnya ia mendirikan The Institute of Plastination pada 1993.

Sejak 1996, profesor yang selalu tampil bertopi lebar warna hitam ini menjadi profesor tamu pada Sekolah Kedokteran di Dalian, Cina. Ia juga menjabat sebagai direktur pada The Plastination Center di State Medical Academy, Bishkek, Kirgizstan. Di sinilah Hagens mendapat penghargaan sebagai profesor kehormatan.

Tahun 1995, ayah tiga anak yang menetap di Heidelberg, Jerman, ini mengadakan pameran "The Body Worlds" yang pertama di Jepang. Pameran terbesar pertamanya di Eropa diselenggarakan di Mannheim, Jerman. Tahun-tahun berikutnya, pamerannya diselenggarakan di banyak kota dunia dan selalu mendapat sambutan luar biasa. Lelaki 58 tahun itu pun menjadi anatomis multijutawan.

Miranti Soetjipto (Nuernberg)



Proses Plastinasi

DASAR teknik plastinasi ini adalah menggantikan kandungan air dan lemak alami pada tubuh manusia dengan larutan polimer reaktif, seperti karet silikon, epoxy resin, atau poliester. Teknik plastinasi yang telah dipatenkan ini digunakan di 40 negara.

Dr. Whalley, orang kepercayaan yang juga istri Hagens, menyatakan bahwa saat ini ada 2.000 orang yang sudah dan sedang dididik untuk melaksanakan pengawetan dengan teknik ini.

Biaya setiap proses pengawetan US$ 30.000-US$ 50.000, belum termasuk alat-alat teknis komputerisasi yang digunakan. Proses mengawetkan satu tubuh manusia membutuhkan waktu sampai 1.500 jam. Hasilnya, organ tersebut tidak akan berbau, kering, dapat dilihat dengan amat jelas, serta terlindung dari pembusukan.

***

Beberapa tahapan plastinasi

*Organ yang akan dibekukan ditempatkan pada larutan dingin seperti aseton. Kemudian dipindahkan pada larutan lain untuk menghilangkan kandungan air dan lemak alami secara perlahan.

*Setelah kandungan air dan lemak hilang, organ tersebut ditempatkan pada sebuah larutan polimer atau plastik.

*Organ dalam larutan plastik ini kemudian dipanaskan dalam keadaan kedap udara dan disedot terus-menerus. Ini mengakibatkan berkurangnya bobot organ sehingga memudahkan larutan plastik itu mencapai semua sudut sel secara perlahan.

*Organ tersebut kemudian dikeraskan oleh semacam gas, dengan suhu dan jumlah gas yang bergantung pada jenis plastik yang digunakan.

Published: Gatra 24/ 1 May 2004

Popular Posts