Hamburg Gelar Pertemuan Tingkat Tinggi Menlu ASEM


Pertemuan tingkat menteri luar negeri Asia-Eropa, ASEM ke-8, selesai digelar di Hamburg, Jerman, Selasa (29/5). Forum selama dua hari ini dipimpin Ketua Uni Eropa, Menteri Luar Negeri Jerman Frank-Walter Steinmeier.

Pertemuan Hamburg ini diikuti 45 negara Asia dan Eropa, termasuk Indonesia, yang mewakili 50% GDP dunia, sekitar 58% populasi dunia dan 60% perdagangan dunia.

Hasil pertemuan ASEM di Helsinki pada 2006 memutuskan untuk menerima enam peserta baru yang ikut dalam pertemuan Hamburg, yaitu Bulgaria, India, Mongolia, Pakistan, Rumania, dan Sekretariat ASEAN.

Dalam sambutannya, Menlu Steinmeier menjabarkan topik utama yang dibicarakan dalam forum ini, berkisar pada masalah kebijakan luar negeri dan masalah kemanan, situasi di Timur Tengah, menyangkut Afganistan.

Tak ketinggalan, isu hangat tentang energi, perubahan iklim dan masalah-masalah sosio-politik, seperti lapangan pekerjaan, pendidikan, kebudayaan dan dialog antar-keyakinan.

Khususnya dalam dialog mengenai isu nuklir Iran, forum ini menyetujui untuk menekan bahwa Iran lebih jauh dalam memenuhi tuntutan PBB dan IAEA dan mencari jalan keluar diplomatik.

Dalam pembicaraan mengenai perubahan iklim, Cina setuju membuka dialog menghadapi berakhirnya Kyoto Protokol. Dialog-dialog ini diharapakan dapat memberi kemajuan sebelum konferensi UNCC (United Nation Climate Conference) yang akan berlangsung di Bali pada Desember mendatang.

Yuli Mumpuni, Direktur kerja sama intra regional Amerika –Eropa Departemen Luar negeri, yang ditemui Gatra.com pada pertemuan itu mengungkapkan bahwa pertemuan UNCC di Bali akan dijadikan sebagai strategi diplomasi dalam komitmen mengenai isu lingkungan yang merupakan agenda penting dalam skala internasional.

Akhir 2007 dipilih sebagai waktu yang tepat dalam penyelenggaraan ini, karena pada dua tahun ke depan sudah ada kerangka kerja menghadapi rezim baru pasca-Kyoto Protokol pada 2012.

Dalam mempersiapkan diri sebagai tuan rumah, pemerintah Indonesia telah menyiapkan suatu konsep yang berdasar pada dua pilar yang didukung oleh kegiatan Kementrian Lingkungan Hidup, dibantu LSM yang bergerak di bidang lingkungan, dan peran Departemen Luar Negeri dalam menyiapkan Bali Conference.

Deplu RI telah menyiapkan sebuah tim substansi yang dipimpin oleh Menlu dan Dirjen Multirateral dalam menangani isu lingkungan hidup disamping membentuk sebuah forum yang menampung banyak aspirasi peserta konvensi.

Menyinggung masalah jual beli emisi, Yuli Mumpuni menambahkan, "Emission trading market juga sempat disinggung dalam dialog ASEM hari ini, namun karena hal itu terlalu spesifik, para menteri luar negeri hanya menekankan pentingnyaemission trading market. Hal itu akan dibahas dalam badan khusus yang menangani frame work konvensi itu".

Pertemuan Tingkat Tinggi ASEM berikutnya akan digelar di Cina, Oktober 2008. [Mir]
http://wap.gatra.com/2007-08-16/rubrik.php?id=26

Popular Posts